Sabtu, 29 Juni 2013

Perpustakaan Keliling Gratis Itu Menggunakan Becak

Naim Ali Sulap Becak Bahenol dan Kandang Jadi Taman Baca


Pojok pitu isuk JTV (TV Lokal Jawa Timur) pagi ini menjadi teman saya menyantap bubur jagung buatan ibu. Luekoh tenan! Lebih menarik lagi ketika ditampilkan liputan seorang pemuda gondrong asal Kediri yang berhasil menyulap becak dan bekas kandang jadi taman bacaan untuk warga di sekitarnya. Saya langsung tertarik dan mencari profilnya di mbah google.
Sebut saja Naim, pemilik Taman Baca Mahanani yang berlokasi di Jl. Supiturang Utara 13, Kediri ini memiliki cara yang terbilang unik untuk menggiatkan program Indonesia membaca kepada warga di daerah sekitar tempat tinggalnya. Setiap 3 kali seminggu ia datang berkeliling kampung sambil mbecak. Becaknya pun sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar muat menampung buku-buku yang dibawanya. Semuanya GRATIS. Pun dengan taman baca Mahanani yang dikelolanya memiliki sekretariat di sebuah eks kandang (lupa, sapi/ ayam).
Dengan slogan Dunia Selebar Buku ia ingin agar taman bacanya menjadi wahana belajar bersama. Apa saja. Dimulai dari membaca apa saja. Tak jarang buku yang dipinjamkannya hilang. Lalu apa katanya? “Itu kan buku, yang mengambil pun pasti niatnya ingin membaca. Kalau dijual lagi, yang membeli nanti niatnya juga karena ingin membaca. Jadi kalau hilang atau dijual pun tidak masalah.”
Saya jadi teringat salah seorang pemuda dari Jogja yang pernah diceritakan oleh pembimbing spiritual saya beberapa waktu. Pemuda lulusan SMA itu pun prihatin terhadap rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khusunya di pelosok Jogja. Akhirnya ia rela memodifikasi motornya menjadi taman bacaan, dan berkeliling dari satu kampung ke kampung yang lain untuk mengenalkan buku kepada mereka. Niat baiknya pun disambut oleh beberapa donatur yang akhirnya memberikan sejumlah dana untuk memperluas proyek sosialnya. Dan alhamdulillah kabarnya ia telah memiliki tambahan koleksi buku dan membeli satu motor lagi untuk memperluas jangkauan taman bacaannya.
Kembali lagi ke Mahanani, berikut hasil penelusuran saya :
“Ingin berguna semampu saya. Dulu saya termasuk orang yang malas membaca, saya tidak ingin orang lain seperti saya dan tentunya menjadi lebih baik dari saya,” aku Naim. “Saya tidak mendirikan Taman Baca Mahanani sendirian. Orang tua saya adalah salah satu pencetusnya. Juga banyak kalangan masyarakat, kawan, saudara yang ikut mendukung.”
Mahanani adalah nama yang diberikan oleh ibu. Diambil dari bahasa jawa yang berarti migunani, artinya sesuatu yang berguna. Bisa juga diartikan sebagai wahana, sarana. Sesuai namanya, semoga Taman Baca Mahanani selalu berguna, sanggup menjadi sarana belajar apa saja bagi masyarakat lebih luas tanpa mengenal batas, golongan, ras, siapa saja, diawali dari membaca apa saja. Yang dibaca nggak harus buku, kan?”
“Konsep Mahanani hampir sama seperti perpustakaan. Buku-buku di sini boleh dibaca di tempat atau dipinjam untuk dibawa pulang. Tanpa bayar seperser pun. Peminjam bebas memilih berapa lama (hari) asal tidak lebih dari 1 minggu. Jumlah peminjaman maksimal 3 (judul) buku. Bila buku belum juga dikembalikan melebihi batas waktu pinjam, Mahanani akan menjemput bukunya langsung ke alamat peminjam.”
“Buku-buku yang ada di Mahanani berasal dari sumbangsih berbagai pihak, termasuk Bunglon Kampung Fiksi. Sampai Mahanani kebingungan untuk berterimakasih dan membalas tiap kemuliaan mereka. Mereka keren, mereka selalu bikin kejutan-kejutan yang mengharukan.”
“Buku-buku yang ada di Mahanani kebanyakan pengetahuan umum, fiksi. Sedangkan koleksi buku untuk anak-anak masih bisa dibilang sedikit. Pada awal berdiri, tanggal 21 April 2010, ada 1000 eksemplar buku. Mayoritas buku pengetahuan umum. Sekarang kurang lebih hampir telah mencapai 2000. Peminjam terbanyak adalah anak-anak dan remaja.”
“Kegiatan di Mahanani tak hanya seputar membaca dan meminjam buku saja. Ada juga kalis (karya tulis), membuat mading, Do seneng (dongeng), main-main buku dengan membuat hasta karya, keliling kampung dengan becak bahenol dan menitipkan di beberapa tempat yang dipercaya dan rutin diganti dengan buku baru.”
“Saat ini saya yang bertanggung jawab di Mahanani. Baru-baru ini dibantu oleh dua manusia dari Universitas Nusantara PGRI Kediri. Harapannya semoga taman baca ini terus berkembang, kita tak bosan belajar walaupun virus minat belajar yang kita sebar semakin meluas. Karena pada dasarnya aktifitas sekecil apa pun seperti meningkatkan minat baca sama halnya dengan membaca itu sendiri. Tinggal bagaimana kreatifitas kita mengolahnya.”
Tertarik urun buku, bisa langsung kunjungi fanpage fb nya atau via email ke  tamanbaca.mahanani at gmail.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar